
Populisme.id, Bontang – Anggota Komisi A DPRD Kota Bontang, Ubayya Bengawan menegaskan pentingnya edukasi masyarakat sebagai langkah strategis untuk mencegah pernikahan dini.
Menurutnya, praktik pernikahan dini tidak hanya melanggar aturan usia minimal menikah tetapi juga memicu masalah kesehatan seperti stunting.
“Pernikahan dini berdampak besar, tidak hanya melanggar aturan usia minimal menikah, tetapi juga berisiko pada kesehatan anak dan generasi muda,” kata Ubayya dalam rapat kader posyandu, Selasa (5/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa pasangan muda yang menikah dini sering kali belum siap secara ekonomi dan psikologis. Kondisi ini berpotensi menghambat pengasuhan anak serta menurunkan kualitas hidup keluarga.
Ubayya juga menyoroti bahwa minimnya edukasi terkait bahaya pernikahan dini menjadi tantangan utama dalam mengurangi angka stunting di Bontang.
Banyak kasus pernikahan dini dilakukan secara siri, yang menurutnya menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap risiko kesehatan.
“Banyak kasus pernikahan dini dilakukan secara siri, yang memperlihatkan kurangnya kesadaran masyarakat akan risiko kesehatan dan dampaknya terhadap anak,” tegasnya.
Ia mendorong kader posyandu untuk lebih aktif mengedukasi masyarakat, terutama tentang bahaya pernikahan dini dan pentingnya menjaga kesehatan anak.
Ubayya percaya, dengan kolaborasi antara pemerintah, kader kesehatan, dan masyarakat, angka stunting di Bontang dapat ditekan.
“Edukasi adalah kunci untuk menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari stunting,” tuturnya. (Adv/Royen)
Leave a Reply