Program Wajib Belajar Bagi Pelajar Disambut Positif Wali Murid

Ilustrasi siswa yang melaksanakan Program Wajar besutan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang. (Doc. ChatGPT)

Bontang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bontang resmi menggulirkan program Wajib Belajar (Wajar), mulai dari pukul (19.00–21.00) Wita.

Wajar diberlakukan setiap malam, kecuali pada hari libur nasional dan libur akademik.

Selama waktu itu, pelajar diarahkan untuk belajar di rumah atau di tempat bimbingan belajar, guna menciptakan suasana kondusif serta mengurangi potensi perilaku menyimpang di kalangan remaja.

Program ini langsung mendapatkan tanggapan positif dari para orang tua siswa karena dinilai mampu membentuk kebiasaan belajar yang konsisten serta menekan aktivitas anak-anak di luar rumah pada malam hari

Salah satu orang tua murid Sekolah Dasar (SD) Indah mengaku, terbantu dengan adanya kebijakan ini, karena program Wajar memberi batas waktu yang jelas bagi anak.

Semisal, anak dirumah semakin sadar untuk menggunakan waktu saat malam untuk belajar.

“Sekarang anak saya yang duduk dibangku kelas 2 SD jadi lebih sadar kapan waktunya belajar. Program ini membantu mereka memanfaatkan waktu saat malam untuk belajar,” kata Indah saat dikonfirmasi, Rabu (15/5/2025).

Sementara itu, Wali Murid lainnya Anto menyebutkan, pendekatan ini akan lebih efektif bila orang tua ikut mendampingi.

Ia menilai kebiasaan belajar malam bisa tertanam jika dilatih secara bertahap di rumah.

“Anak kecil itu tidak bisa langsung disuruh disiplin. Tapi kalau kita arahkan pelan-pelan dan ikut menemani, mereka pasti bisa menyesuaikan. Peran orang tua penting sekali di sini,” ungkapnya.

Sementara itu, respon serupa juga datang dari orang tua siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sabira, yakni ibu dari dua anak remaja yang kini duduk di kelas 8. Dirinya memperhatikan terjadi perubahan perilaku positif sejak anak-anaknya mengikuti program tersebut.

“Sekarang mereka lebih memilih di rumah. Sudah tahu ada razia dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) kalau malam, jadi enggan keluar tanpa alasan jelas,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, sebelum Wajar dijalankan, anak-anaknya kerap keluar malam dengan dalih kegiatan sekolah. Namun, belakangan terungkap aktivitas tersebut tidak sepenuhnya benar.

“Kadang bilangnya kerja kelompok, padahal malah nongkrong di luar. Nah, sekarang karena kita sebagai orang tua harus ikut antar jika ada kegiatan malam, mereka tidak bisa sembarangan,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala Disdikbud Bontang Saparuddin menekankan, pelaksanaan program Wajar bukan hanya soal jam belajar, melainkan membangun sinergi antara orang tua dan pemerintah daerah dalam menanamkan nilai kedisiplinan.

“Program ini jadi ruang edukasi bersama. Dua jam setiap malam adalah momen di mana anak-anak diajak untuk konsisten dalam belajar, dan orang tua diminta mendampingi serta memantau langsung. Ini bukan hanya aturan, tapi bentuk kolaborasi,” tandasnya. (Adv/Rae)